sore ini saya menonton anime, tentang kehidupan asrama anak-anak 'aneh'. asrama mereka mau digusur, dan mereka meminta tanda tangan siswa/i di sekolah untuk menyetujui petisi pembatalan penggusuran.
hal ini membuat saya memikirkan lagi masa sma saya yang baru saja lewat.
bulan mei kemarin saya lulus sma. dengan nilai yang tidak begitu memuaskan (salahkan soal yang tiba-tiba berstandar internasional). setelah pengumuman kelulusan, yang saya tunggu adalah pengumuman seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri. di situ saya tidak lulus juga. tapi tak apa, saya akan berusaha untuk ujian tulisnya.
menonton anime itu membuat saya mengingat masa sma saya. setelah kurang lebih seminggu saya cap tiga jari untuk ijazah smp, ibu saya dipanggil Yang Kuasa. saat itu saya merasa jangkar yang menahan saya di dunia ini menghilang, yang bisa saya jadilan pegangan menghilang. saya dipaksa terbang sendirian.
masa sma saya diawali dengan perasaan itu.
awal masuk sma tentu saja saya lebih banyak menutup diri. saya lebih banyak diam. memerhatikan guru seperlunya. dan terkadang (tolong jangan katakan pada siapapun) menangis diam-diam. nilai saya terjun bebas. dari yang biasanya (waktu smp), ulangan-ulangan mendapat tujuh, delapan, atau sembilan, menjadi dua, tiga, atau empat, atau lima. saya sering mengutuk Tuhan di masa-masa itu.
saya tidak menerima ajakan untuk bergabung di klub. jangankan klub, kerja kelompok saja seringkali saya berbohong supaya bisa tetap tinggal di rumah. saya malas sekali kali itu.
kemudian pada semester dua kelas satu, saya (sepertinya) mulai membuka diri. saya meningkatkan interaksi dengan teman-teman sekelas, mulai ikut kerja kelompok, mulai bergabung di komunitas dan ekskul. saya mulai merasa nyaman. saat kelas dua pun (walaupun teman kelas satu saya banyak yang tidak tergabung di kelas dua ipa dua) saya masih merasa nyaman. mereka (teman-teman saya di kelas dua) sungguh baik, walaupun terkadang menyebalkan, haha. tapi saat itu saya terkadang masih membuat alasan agar tak ikut berkumpul saat ada acara kelas.
saya merasa nyaman saat itu. mungkin kalau keadaan terus seperti itu, saya akan lebih membuka diri. ikut acara kelas, nonton bareng, karaoke bareng, lebaran bareng, buat kenakalan bareng, berkontribusi menyemarakan sekolah, atau bahkan kalau beruntung pacaran sama teman sekelas, haha.
tapi saya harus pindah, ke solo.
tidak perlu saya ceritakan, anda bisa menebak sendiri. saya lebih banyak menutup diri di sekolah yang baru. saya harus memulai dari awal. mulai dari adaptasi, mengejar tugas-tugas yang tertinggal, bahkan harus menumpuk laporan praktikum dari semester satu. itu masa-masa suram saya yang kedua.
saya merasa dekat dengan teman-teman saya yang baru ketika kelas tiga semester dua, ketika mau ujian. dan tiba-tiba saja saya sudah lulus sma.
saya iri. iri dengan tokoh-tokoh di sakurasou no pet to kanojo. saya tidak pernah pergi belanja dengan teman saya, tidak pernah benar-benar berkontribusi dalam kehidupan pribadi mereka, tidak pernah berjuang bersama-sama untuk mewujudkan impian kami, tidak pernah benar-benar menerima seseorang dalam hidup saya, tidak pernah mencoba suatu hal hanya untuk mengecap kegagalan, tidak pernah pacaran, tidak melewatkan masa sma dengan menyenangkan. saya iri dengan kalian yang melewatkan masa sma dengan kenangan konyol yang akan kalian ceritakan pada anak kalian nanti.
ah, sudahlah. mungkin saya akan mencoba pada masa perkuliahan saya nanti. tapi, saya tak yakin masa perkuliahan akan segamblang masa sma. entahlah, semoga saja firasat saya salah..
pic belongs to the artist, picture taken from zerochan.