Saturday, November 24, 2012

oh-so-unimportant

suatu siang, di ruang kelas sebelas ipa dua, meja nomor dua dan tiga dari depan yang dekat dinding, saat pelajaran terakhir (matematika) sedang berlangsung.

atra     : wid hape atra yang pink mana?

sy     : nggak tau. td dipake hafizh. (berhenti nyatet. td hapenya memang saya pakai untuk main game, tp karena nggak menang-menang saya kasihin ke hafizh, maksudnya biar menang gitu)

atra    : (noleh ke belakang) fizh, hape aku mana?

hafizh : (dengan gaya yang songong) mana aku tahu.

sy      : (ikutan noleh ke belakang) kan tadi hapenya sama kau fizh.

hafizh : (masih songong) kan tadi udah aku kasih kau. mana aku tahu.

sy      : mana ada kau kasih. tadi kan aku main, terus aku kasih ke kau. belum kau balikin.

hafizh : udah aku balikin kok ke kau.

sy      : nggak ada fizh.

hafizh : kau tu bilang ndak ada. ntar kaya yang fisika pula. (waktu itu saya dititipin kumpulin tugas fisika. keselip di tas. saya ngeyel nggak ada sama saya waktu harus dikumpulin. beneran lupa waktu itu. untung gurunya nggak marah)

sy      : (ngeraba kolong meja) nggak ada sama aku, kok.

hafizh : (ngeraba koceknya) nggak ada.

iudy    : (senyum-senyum) hiaaa..., ilang.

hafizh : coba aku liat dulu di tas (buka tas)

sy      : (memandang penuh harap sambil tangan saya memegang kocek lalu meraba laci)

atra    : (suara pasrah) masalahnya itu hape mamak aku.

hafizh : (selesai bongkar tasnya) nggak ada.

sy      : tapi tu yang terakhir pake tuh kau.

hafizh : ndak tau, pokoknya ndak sama aku.

sy      : (udah grogi) ya udah ntar dicari lagi (lanjut nyatet)

atra   : masalahnya itu hape...

iudy  : hiaaa..., ilang. (ni bocah rasanya mau saya telan, bukannya bantu nyari juga)

hafizh : hiaaa..., wid.

sy      : fizh, coba kau cari lagi.

hafizh : (nyari lagi) tadi tuh udah aku kasih ke kau.

sy      : (udah mikir yang nggak-nggak) ya udahlah, ntar kalo beneran ilang wd ganti. (lanjut nyatet. dalam pikiran saya : ini gimana mau gantinya? udalah uang tinggal dikit. mau bilang ke bapak juga gimana? ntar pasti dimarahin. perasaan tadi hafizh belum balikin hapenya. haaa, ntahlah.)

hafizh : abes..., ganti~

atra   : (ngomong ntah apa saya nggak denger)

beberapa menit kemudian....


hafizh : nih tra, hape kau. kasian aku liat widya tuh, pucat dah. (nyodorin hape ke atra)

atra    : (menerima dengan sumringah)

sy      : (langsung noleh ke belakang) tuh kan masih sama kau!

hafizh : (cengegesan sama iudy) mental kau tu masih rendah wid. maju ke depan jak gemetaran. aku nih ngelatih mental kau.

sy      : tp ndak gak gitu juga fizh! (marah, tp ikut nyengir)

hafizh : sore tak berdarah~ (ini kata-kata yang lagi ngetren di kelas saya. maksudnya takut sampai pucat gitu lah)

masih berlanjut (saya ngomel ke hafizh).
---

dan akhirnya saya nggak tau harus marah atau ikutan hafizh dan atra dan iudy ngetawain saya. #sigh

Saturday, November 17, 2012

Gemerisik Perang


ada gemerisik langkah di antara ilalang
bawa bambu berharap menang
terus maju walau maut menantang
tak peduli jumlah nyawa melayang

ada gemerisik titah di balik bukit
menyusun siasat untuk bangkit
buat mereka tak berkutik
terus merangsek dan menggigit

ada gemerisik doa di balik belukar
di antara tempat tidur ular
berjuang menjadi wanita tegar
walau maut menghadang semakin besar

ada gemerisik harap di antara peluh
sampai kapan mau terus mengeluh?
jalan bebas masih terlihat begitu jauh
tapi tetap akan terus kau tempuh

bukan begitu, Perjuangan?


puisi yang saya buat untuk bahan lomba mading. yang memeberi judul teman saya. dia juga merubah satu kata di bagian akhir tanpa bilang saya. tapi toh biarkan saja. malah sedikit lebih oke menurut saya.

Wednesday, November 14, 2012

Tonari no Totoro

Seminggu yang lalu waktu kumpul komunitas Japan ga Daisuki di sekolah, saya melihat-lihat folder anime salah satu kouhai saya. Dan saya menemukan Tonari no Totoro di sana, yay!

Tonari no Totoro (My Neighbor Totoro) adalah salah satu film yang ditulis dan didirected sama Miyazaki Hayao dan diproduksi oleh Studio Ghibli. Salah satu studio favorit saya.

Jadi ceritanya bermula waktu Kasukabe Tatsuo (sepertinya dia profesor universitas) bersama dua anak perempuannya--Kasukabe Satsuki dan Kasukabe Mei-- pindah ke rumah tua di desa yang lebih dekat dengan rumah sakit tempat istri sang profesor dirawat dari sakit-entah-apa. Nah, waktu pindahan itu Satsuki sama Mei menemukan kalau rumah yang mereka tempati menjadi tempat tinggal susuwatari; sejenis house spirit, bulat berduri, warna hitam. Sepertinya susuwatari ini sejenis spirit penghasil debu (?). Kata nenek yang membantu mereka bersih-bersih rumah, susuwatari bisa diusir dengan tawa. Jadi, ketika sang profesor, Satsuki, sama Mei tertawa, susuwatari terbang meninggalkan rumah.

Suatu hari waktu Satsuki pergi sekolah dan ayah mereka mengerjakan tugas-entah-apa, Mei bermain sendiri di halaman rumah. Waktu main, dia lihat (seperti) kelinci kecil yang berjalan di antara rerumputan. Mei mengikuti kelinci tersebut, yang kemudian kelinci itu masuk ke kolong rumah. Saya menganggap kelinci itu anaknya Totoro, hihi. Waktu kelinci itu mau kembali ke hutan (atau semak-semak yang lebat?) di dekat rumah keluarga Kasukabe, tidak sengaja terlihat oleh Mei. Kelinci itu segera lari, dan Mei langsung mengejar. Mei terus mengejar, hingga tidak sadar kalau ia sampai di dekat sebuah pohon yang besaaar sekali, sepertinya pohon itu dihormati sama penduduk deh. Dan ia tak sengaja masuk ke dalam pohon itu.

Dan ternyata itu adalah 'sarang' Totoro. Totoro sendiri bentuknya (menurut saya) seperti rakun raksasa yang sooo unyu. Waktu Mei masuk ke sana, Totoro lagi tidur. Mei lalu memeluk Totoro yang sedang tidur dan berbaring di atas perut Totoro. Awalnya ia menjahili Totoro, seperti misal; mengelus hidung Totoro. Totoro sendiri sempat terbangun dan memerhatikan Mei yang tengah berbaring di atas perutnya. Tapi ia tidak begitu peduli dan melanjutkan tidur. Mei pun ikut tertidur di atas perut Totoro. Kemudian ketika ia dibangunkan oleh Satsuki, ia sudah berada di halaman rumah.

Suatu malam yang hujan, Satsuki dan Mei menunggu ayah mereka pulang dari universitas di halte bus. Tapi bus yang membawa ayah mereka tak kunjung datang. Saking lamanya, Mei tertidur di gendongan Satsuki. Dan tiba-tiba saja dari belakang punggung Satsuki, muncul Totoro. Totoro hanya berdiri diam, seperti menemani mereka. Waktu itu Totoro hanya menutupi kepalanya dari hujan dengan selembar daun. Melihat itu Satsuki kemudian meminjamkan payung yang dibawanya; yang dimaksudkan untuk dipakai ayahnya nanti kepada Totoro. Totoro yang sepertinya tidak pernah pakai payung sebelumnya, merasa sangat tertarik dengan bunyi tetes hujan yang mengenai payung. Ia merasa sangat senang. Dan sebagai imbalan Totoro memberikan buntalan yang isinya bibit tumbuhan. Setelah itu, ada 'bus kucing' datang menjemput Totoro. Tak lama selepas Totoro pergi, bus yang membawa ayah Satsuki dan Mei pun datang.

Suatu hari, Satsuki mendapat telegram yang mengabarkan bahwa kepulangan ibu mereka dari rumah sakit harus ditunda. Satsuki merasa cemas dan segera menelepon ayahnya yang ketika itu sedang berada di universitas. Satsuki itu orangnya sensitif, jadi dia langsung terpikir tentang konsep kematian. Ia marah pada Mei yang berpendapat kalau ibu mereka bisa sembuh hanya dengan membawakan makanan sehat. Ia sempat meneriaki Mei. Mei sendiri juga keras kepala. Ia nekat pergi ke rumah sakit dengan berjalan kaki sambil membawa sebuah jagung yang baru dipetik dari ladang.

Kepergian Mei membuat Satsuki merasa cemas. Ia dan warga desa segera mencari Mei. Kemudian ketika Satsuki sudah lelah, ia menghampiri pohon tempat tinggal Totoro dan meminta bantuannya. Totoro kemudian memanggil bus kucing yang kemudian membawa Satsuki ke tempat Mei berada (di tengah jalan, menangis sambil memeluk jagung). Setelah itu, Satsuki dan Mei pergi ke rumah sakit tempat ibu mereka dirawat dengan bus kucing. Mereka duduk di dahan pohon dan mendengarkan obrolan ayah dan ibu. Ternyata ibu mereka harus dirawat lebih lama karena demam. Mei meninggalkan jagung yang ia bawa di tepi jendela. Setelah itu Satsuki dan Mei kembali ke desa.

Di credit penutup itu, ibu mereka pulang ke rumah. Satsuki dan Mei bermain bersama anak-anak yang lain. Dan Totoro tetap menjadi spirit yang tinggal di pohon besar dekat halaman rumah keluarga Kasukabe.

Ceritanya ringan memang. Tetapi entah kenapa saya masih terbuai oleh cerita ini sampai sekarang. Terasa seperti..., begitu mudah melekat dalam ingatan saya.



waktu Mei tidur di atas perut Totoro






rainy night






bus kucing


(picture taken from zerochan.net)


Saturday, October 27, 2012

Drama XI IPA II

saya lagi semangat nulis nih. nah, saya mau cerita tentang tugas drama bahasa indonesia xi ipa ii. jadi waktu itu, saya lupa tanggal berapa, yang jelas udah lama. kami sekelas dapat tugas buat drama dari guru bahasa indonesia. dari awal saya sudah bisik-bisik sama utru mau sekelompok sama nadya, uwik, arif, sama hanafi. tapi ternyata yang milih kelompok bu herlina, jadi rencana itu terpaksa dibatalkan. tapi ternyata, saya sekelompok sama arif dan hanafi. selain dua lelaki itu, di kelompok saya ada dina, septiany, sama alya. well, permulaan yang bagus. terus waktu milih undian untuk maju urutan ke berapa, kelompok saya masih dalam lingkup payung keberuntungan, kelompok saya dapat urutan nomor lima alias paling terakhir.

kami dikasih waktu seminggu untuk buat naskah, latihan, dan segala macamnya itu. awalnya kami kelimpungan mau pakai naskah apa. sampai seminggu pertama itu kelompok saya belum ada kemajuan. sampai waktu hari senin bu herlina bilang kalau tampilnya hari rabu. nah jadwal kami bentrok. selasa mau ambil nilai praktek renang. kalau mau cepat teks udah harus jadi hari senin itu. kalau bisa bolos renang kami bolos renang, tapi hari selasa ternyata arif nggak masuk. percuma, nggak bisa latihan. waktu itu suasananya genting banget. pas pulang sekolah hari senin itu, katanya mau diskusikan naskah. tapi ternyata yang bisa cuma saya sama hanafi. jadilah saya sama hanafi (plus dua orang nggak diundang, utru sama tri) duduk-duduk di selasar kelas mendiskusikan drama yang bakal ditampilkan.

awalnya hening, menghayalkan drama yang cocok. sampailah suatu ketika hanafi mencetuskan ide brilian. dia punya salah satu buku serial anaknya tere liye, katanya ada satu cerita yang cocok, pakai itu aja. kata bu herlina sih boleh ambil dari berbagai sumber, tapi jangan lupa cantumin sumbernya. maka saya pun setuju-setuju aja. waktu itu, karena waktu udah mepet, saya suruh hanafi ambil bukunya. biar saya tulis jadi naskah drama ntar malam. jadi hari selasa udah bisa latihan. tapi demi apa, hanafi nggak mau ambil bukunya. alasannya sederhana, malas. saya bilang kalo gitu ntar di-scan, kirimin hasilnya ke e-mail saya. dia bilang iya. ya udah setuju kaya gitu. saya pun pulang.

tapi demi apa, malamnya hanafi sms, bilang kalau nggak bisa online untuk ngirim hasil scan. saya kelimpungan sendiri. saya tanya sama bapak saya, ada naskah drama nggak. ada, tapi ternyata nggak begitu sesuai dengan yang saya harapkan. ya udah, saya terus buka majalah saya. nyari-nyari cerpen yang cocok untuk diubah jadi drama. ada satu. saya langsung ketik. gak peduli teman yang lain mau nggak pakai drama kaya itu. waktu beneran udah mepet. jadi ya..., mau nggak mau.

besoknya pas di sekolah hanafi bilang naskah itu terlalu gaje. dia juga udah bawa bukunya (Pukat; Serial Anak-Anak Mamak oleh Tere Liye). saya disuruh baca, dan ternyata ceritanya memang bagus. lalu saya sama hanafi kepikiran, gimana kalau bujuk be herlina supaya jangan tampil rabu. pas istirahat-udah-masuk saya sama hanafi ke tempat bu herlina (waktu itu bu herlina lagi ngajar di xi ips i). membujuk. segala macam alasan kami sampaikan. dan akhirnya bu herlina membolehkan kelompok kami untuk tampil minggu depan (senin). jadi lah hari itu kami bisa ikut praktek renang.

nah, ada lagi masalah satu. mau latihan kapan? jadwal teman-teman saya nggak ada yang cocok. rumah juga pada jauh-jauh (paling jauh rumah saya). tapi tiba-tiba aja dina ngusulin untuk latihan di rumah saya. saya kaget. apa iya mereka mau? rumah saya jauh lo. tapi dina bilang nggak apa, sekalian jalan-jalan. akhirnya diputuskan latihan di rumah saya hari jumat.

nah jadi sampai ke hari jumat itu. mereka bilang mereka kumpul di sekolah dulu jam setengah dua. ntar ke rumah saya-nya bareng-bareng. waktu itu mendung gelap banget, gerimis juga udah mulai turun. saya sms hanafi, kalau nggak jadi datang nggak apa kok. latihan bisa hari sabtu atau minggu. tapi hanafi tetep ngeyel, dia bilang; tunggu.

lalu sekitar jam tiga kurang lima belas dina telpon. ternyata mereka kelewatan. saya bilangin, rumah saya lurus, belok kiri, ntar rumahnya di sebelah kiri. akhirnya saya tunggu mereka di depan rumah. dan muncullah dina, alya, sama septiany. waktu saya tanya kemana dua lelaki itu, katanya mereka naik motornya lelet, jadi ketinggalan.

arif sama hanafi dateng pas jam tiga. mereka sholat asar dulu. lalu mulai latihan drama jam empat. waktu latihan drama arif sama dina sibuk ngegombal. hanafi sibuk ngemil. alya sibuk sama ponsel. septiany seperti saya; mengamati. nah, akhirnya latihan selesai jam lima. saya benar-benar salut sama mereka. mau dateng ke rumah saya. kelamaan di jalan. kehujanan. *peluk*

lalu hari senin tiba-tiba saja udah didepan mata. bahasa indonesia pelajaran pertama, dan kenapa juga dramanya itu harus dipentaskan di hall?! untung aja nggak ada yang olahraga. jadi setidaknya rasa malu nggak seberapa.

sambil nunggu giliran, kami nonton drama punya kelompok lain.


kelompok satu tentang parodi hansel and gretel. jadi bahasanya gaul gitu.



itu utru sama adit, ibu sama bapak.


furqon sama maulida, hansel sama gretel.


masih furqon sama maulida. lagi nyebarin permen di hutan.


furqon, maulida, sama faqih. hansel, gretel, sama tante alay. ceritanya jadi kaki tangan nenek jahat.


ini waktu mereka kembali lagi dan hidup bahagia selamanya.


terus kelompok dua. judul dramanya 'misteri kematian kakek'. saya nggak begitu nyimak. kayaknya ada narkoba, dan entah apa lagi. ini kelompoknya nadya =)


pembukaan, niseng sama acul.


niseng.


acul gak hapal teks!


saya nggak tau ini lagi ngapain. ada nadya =3


kelompok tiga. tentang keluarga yang nggak harmonis terus berubah harmonis setelah anak pertama (Alex) kecelakaan.


iudy sama hafizh, papa sama alex. ni si alex baru pulang. papanya marah-marah.


iudy sama sherly, papa sama mama. ceritanya mama lagi pulang malem dari kantor.


alex. gak tau lagi ngapain.


hafizh sama dwi, alex sama sesil, adeknya. si alex mau pergi dari rumah. dihalangi sesil.


ini waktu si alex di rumah sakit.


kelompok empat. saya bener-bener gak nyimak ini. padahal kelompok saya dapat tugas ngomentarin drama kelompok empat.


ini yanti lagi nelpon. nelpon pencuri kalo gak salah.


yang pakai kresek itu ceritanya jadi anak yanti yang diculik.


pose elva sama welly lucu. duo polisi kocak.


kayaknya ini mau ngembalikan yang terculik deh.


dan tada! sampailah kita ke kelompok terakhir a.k.a kelompok saya. ceritanya tentang keluarga harmonis yang anaknya jahil-jahil. mamak (saya) cerewet, tapi sayang banget sama keluarga. bapak (arif) bijaksana, kepala dingin pokoknya. eliana (septiany) anak baik yang sekolah di kota. pukat (hanafi) pintar, tapi kadang jahil. burlian (dina. sebenarnya burlian cowok. tapi karena cowoknya kurang ya terpaksa cewek deh) banyak tanya, anak buah pukat. amelia (alya) penurut walau kadang malas. jadi suatu hari mamak, pukat, sama burlian lagi nebas rumput. pukat pulang duluan. dihukum mamak tidur di luar sama nggak boleh makan malam. akhirnya pukat sakit. selama sakit mamak yang ngurusin pukat. inti ceritanya sih gitu. yang udah baca bukunya pasti tau cerita yang dimaksud.


waktu sarapan. arif gak hapal naskah -.-


daddy and child's time. mamak lagi pergi ke rumah siapa gitu, saya lupa.



masih daddy and child's time.


waktu pukat, burlian, sama mamak nebas rumput. tangan saya eksis 8)


ini waktu pukat dihukum mamak. terus dinasihatin sama bapak.


bapak ngebujuk mamak supaya memaafkan pukat. mamak tetap nggak mau ngebiarin pukat masuk.


ini fotonya udah saya rotare, tapi kenapa masih kaya gini? -.-
ini waktu pukat minta maaf ke mamak.


saya sendiri cukup puas sama drama yang kelompok saya tampilkan. sampai sekarang kadang saya masih suka digodain sama nadya sama alya perihal bapak ngebujuk mamak. ada kalimat yang..., well..., uh, romantis gitu deh. ah, segitu dulu saja cerita saya. kapan-kapan saya ceritain hal lain lagi. ja ne...!

Dedy's Birthday

Barusan Hanafi sms minta kirimin puisi yang saya buat untuk hadiah ulang tahun Dedy. Entah kenapa jadi ingin nulis tentang hari itu.

Jadi waktu itu (Minggu, 14 Oktober 2012) saya lagi duduk termenung seorang diri di meja makan, ditemani ponsel dan hujan. Tiba-tiba aja ponsel saya bunyi; dari Hanafi. Hanafi bilang besok Dedy ulang tahun, dia nawarin patungan untuk beli kue ulang tahun. Saya sih oke-oke aja. Tapi nggak lama saya mikir, kalau besok Dedy udah ulang tahun, kapan mau kumpulin uangnya, kapan mau beli kuenya? Lalu Hanafi bilang kumpulin uangnya besok, beli kuenya pas pulang sekolah, ntar ajak Dedy keliling-keliling dulu sementara yang cewek beli kue. Saya hanya ber'oh' ria. Terus Hanafi tanya, ada ide untuk kasi Dedy kado nggak. Sms yang itu nggak saya balas, soalnya saya sama sekali nggak ada ide waktu itu. Entah kenapa saya merasa kok pemikiran saya pagi itu ribet sekali .

Oke, lalu Senin-nya saya ngasihin uang patungan ke Hanafi, lalu belajar, lalu sampai ke jam pulang sekolah. Hanafi mau nemenin Dedy cari sepatu dalam rangka menjauhkan Dedy dari sekolah. Utin sama Endah dapat tugas beli kue. Lalu saya, Utru (red: Atra), Dina, Lydia, Dwi, Arum, Dela, Eca, sama Nadya bertugas nyiapin kelas yang mau dipakai sekaligus minta izin ke Kepala Sekolah kalau mau ngadain pesta kejutan (dulu waktu kelas X pernah ngerayaain ulang tahunnya Utin, buat kelas kotor, besok paginya sekelas dipanggil ke hall menghadap Kepala Sekolah sama Wakil Kesiswaan. Ah, tapi itu cerita yang lain). Tapi toh pada akhirnya saya dan yang lain hanya foto-foto gaje.

Terus nggak lama kue datang. Nadya sms Hanafi melaporkan kalau semua persiapan udah siap. Hanafi langsung membawa Dedy kembali ke sekolah tercinta. Pas Dedy masuk ke kelas yang sudah disiapkan (itu kelas saya yang dipakai), kami yang cewek langsung nyanyi selamat ulang tahun, tapi demi apa, Dedy langsung lari ke parkiran. Dan Hanafi, seperti seorang tokoh utama dalam film-film Bollywood, langsung lari mengejar Dedy. Saya nggak tau apa yang mereka bicarakan, tapi yang jelas Dedy bisa dibawa kembali ke markas. (PS: saya membayangkan Hanafi berpose seperti ini  )

Lalu kami nyanyi, lalu tiup kue, lalu potong lilin, lalu makan-makan. Kue pertama Dedy kasihin ke Hanafi. Mereka emang teman baik sih. Dedy malu-malu! Dia bahkan nggak mau difoto (walau akhirnya mau setelah dipaksa).



Dedy potong kue. Tangan yang di atas tas itu tangan saya. Dan ada bok*********ong Hanafi yang eksis di belakang. Oke, abaikan dua kalimat terakhir.


Kue ulang tahun Dedy. Saya nggak tau tangan siapa yang numpang eksis itu. Daleman kuenya warna ijo. Rasa cocopandan mungkin. Saya sendiri juga nggak begitu mikirin rasa *eh


Kue pertama Dedy. Untuk sahabat tertjintah.



Foto alaynya cewek-cewek. Yang Kiri depan itu Dela, lalu Nadya, lalu Utin, Eca, Dwi. Terus dari yang kiri belakang Endah sama Arum.


Cewek-cewek unyu. Saya lupa siapa yang ngefotoin.


Kiri-kanan : Dedy, Utin, Hanafi. Kotak tissue di pojok kiri bawah itu kelompok saya yang buat. Terus gambar gaje di dekat Dedy itu juga saya yang buat.

Ah iya. Waktu saya liat ada motor lewat di depan rumah saya. Saya dapat inspirasi puisi. Sebenarnya mau saya jadiin kado untuk Dedy. Tapi kayaknya sama Hanafi nggak dikasihin. Kata Hanafi sih bagus, tapi saya tau masih perlu banyak perbaikan di sana dan di sini. Belum saya kasih judul sampai sekarang.

senja menelikung di tepi perempatan,
membawa sunyi menerangi rerumputan,
sudah berapa lama kau berjalan?
apa kau punya jawab 'tuk tanya tujuan?

malam berlari dalam dekapan detik,
kau berenang seperti anak itik,
coba menggapai suatu titik,
walau kau selalu ditemani rintik.

jangan lagi berkaca dalam cermin semu,
tak kan dapat kau bertemu,
pahat titik zenithmu,
selagi eksistensinya masih menyelimuti; waktu.

Gaje banget. Apalagi pas ujung-ujungnya. Oke, selamat ulang tahun Dedy, semoga makin dewasa, makin rajin belajar, pokoknya semoga tahun ini berkah untuk kamu..

Thursday, September 06, 2012

I'm Getting Older

August 8 2012, 11.55 pm
from Atra

Happy Birthday, wd! Have the best one! You're getting older. Be more mature, stronger, and become healthier. May God bless you always.
Much love, Atra

.x.

August 9 2012, 03.35 am
from my beloved sister

selamat ulang tahun ke 16 adek sayang..semoga adek tambah pinter,,tambah cantik,, sayang sama wi sama bapak..cepet dapet cowok..hhehe
wi selalu sayaaaaaaaaang banget sama adek :)

.x.

August 9 2012, 03.37 am
from Ika

Sometimes..
Some things are left undone
Some words are left unsaid
Some feelings are left unexpressed.
But..
Someone as nice as you could never be left unwished :)
"HAPPY BIRTHDAY widi :D"
longlife, and hope all of your wishes come true :*

.x.

August 9 2012, 03.07 am
from Diera

semoga tahun ini jadi tahun perubahan di mana Anda akan menjadi lebih baik dari sebelumnya, jangan sia-siakan waktu yang tersisa

-happy birthday-

semoga apa yang dicita-citakan terkabul, sehat selalu, dan menjadi individu yang leih baik :)

.x.

August 9 2012, 03.44
from Endah

Selamat ulang tahun Widya Aryani/adek ****/yayangnye *****/sahabat aku :* :D
semoga di 16 tahun wd bisa makin dewasa, selalu sehat, panjang umur, selalu ingat dengan orang tua, bisa bahagiakan bapak ibu same kakak wd, tetap jadi anak yang kuat, all the best pokoknye :*
aku berharap sih masih bise liat wd di pontianak pas wd umurnye 17 sampe seterusnye *ndak boleh pindah:'(* biar kite bise same-same terus kite bise ngacau ijul terus same-same kite bise ngolok Atra-Fajri, bise gosipkan orang-orang juga :D
AMIN semoge jak masih bise :D

.x.

thank you sooooo much, all of you. i love you all :)


(picture taken from weheartit.com)

Sunday, August 12, 2012


Friday, July 27, 2012

Dalam berpacaran tidak ada cinta, yang ada hanya nafsu. Cinta itu munculnya dalam sebuah pernikahan. Manusia diciptakan berpasangan. Seorang wanita yang baik (sifatnya), insyaAllah akan mendapat lelaki yang baik. Begitu pula sebaliknya. 
- Bu Hayatunufus; guru agama saya


*) picture taken from weheartit.com

Thursday, July 26, 2012


(taken from weheartit.com)

Sunday, July 15, 2012

Palette


what an awesome violinist, and i love him so much. Fukumen-saaann 

Friday, July 13, 2012

Sepuluh E

Saya tidak tahu mau memulai dari mana. Mungkin dari kekhawatiran saya ketika tanggal empat-belas Juli tahun lalu.

Pagi itu saya melakukan rutinitas pagi seperti biasa. Mandi, sarapan, kemudian berangkat sekolah. Saya memakai seragam SMP yang biasa, kemeja putih dan rok biru. Dan juga tas yang saya pakai masih sama dengan tahun ajaran yang baru saja lewat. Bapak mengantar saya ke sekolah. Akan tetapi kali ini tujuannya berbeda. Bukan lagi SMP Negeri 10 Pontianak, melainkan SMA Negeri 3 Pontianak. Ya, saya baru saja diterima di SMA.

Ketika itu saya diberi tahu oleh Indra kalau saya masuk ke kelas XA. Karena saya tidak ikut Masa Orientasi Siswa dengan alasan tertentu, saya bertanya di mana kelas saya itu kepada Ibu Kepala Sekolah. Bu Kepala Sekolah menunjuk salah satu kelas yang di depannya banyak segerombolan murid. Saya menghela napas dan mulai mengayunkan kaki saya ke sana.

Saya langsung disambut oleh pandangan bertanya penghuni XA. Mereka menatap saya dengan heran. Tak ingin menjadi tujuan pandang mereka, saya langsung menuju meja pojok paling belakang. Meja itu sempit dan penuh dengan barang-barang selama MOS berlangsung. Ada seseorang yang menyingkirkan benda-benda itu. Saya tidak tahu siapa namanya. Bahkan kami tidak saling bertegur sapa. Kelas itu penuh dengan wajah-wajah yang tidak saya kenal.

Belum lama saya menghenyakkan diri saya di meja sempit itu, seorang anak perempuan (yang belakangan baru saya ketahui sering dipanggil Butet) memanggil saya dan mengatakan; Widya Aryani kelasnya di E. Saya bergegas mengamit ransel saya dan berjalan keluar kelas. Selama saya menuju pintu, anak kelas A menyoraki saya. Saya tidak tahu apa yang salah dengan salah masuk kelas. Yang saya tahu, mereka menyebalkan.

Saya bertemu dengan Indra di koridor ketika saya hendak menuju kelas-E-yang-entah-ada-di-mana. Ia menyapa saya, dan saya menanyakan kelas E padanya. Dan ia menunjuk kelas paling ujung. Di persimpangan koridor. Singkatnya saya sampai di kelas E dan mencari kursi kosong. Ada. Di dekat dinding nomor dua dari depan. Seorang perempuan berkerudung duduk sendirian di sana. Saya bertanya apakah saya boleh duduk di sana, dan ia mengangguk. Namanya Maulidya Septiani. Dia meminta saya menulis di buku hijaunya nama, alamat, dan nomor ponsel saya. Ternyata di kelas itu ada Rahmat Ilahi, teman SMP yang cukup akrab. Ia sempat duduk di sebelah saya dan bercerita tentang anak lelaki yang tidak disukainya. Entahlah, saya tidak terlalu mendengarkan.

Kemudian ada seorang guru masuk. Ia membawa absen. Ternyata kelas yang sekarang itu kelas MOS, kelas tidak resmi. Ia menyuruh kami memeriksa absennya. Kalau nama kami tertera di sana berarti kami tetap di kelas XE. Dan saya menemukan nama saya di sana, nomor tiga-puluh-satu. Hanya saya dan Maulidya Septiani (yang ternyata juga di kelas E) yang tinggal. Ia pindah ke baris sebelah kiri, sedangkan saya tetap tinggal. Mungkin saya tidak begitu menarik baginya untuk dijadika teman duduk. Satu per satu teman sekelas saya mulai masuk. Saya tidak begitu memerhatikan. Tetapi saya menyadari kalau sampai anak terakhir yang masuk ke kelas tidak ada yang mau duduk di sebelah saya. Mungkin aura saya tidak begitu menyenangkan. Tetapi ada yang datang lagi, Atrasina Azyyati, teman akrab saya di tempat les. Dan ia menghenyakkan diri di samping saya.

.x.

Ternyata mereka menyenangkan, teman-teman baru saya itu. Saya akan memperkenalkan satu-satu.

Mulai dari mereka yang duduk satu baris dengan saya. Here we go..




Helmi Aditya Wibowo a.k.a Platyhelmintes
Dia pintar di pelajaran TIK, suka utak-atik komputer, dan kadang menyebalkan. Saya masih ingat ketika dia mencontek di pelajaran Biologi. Dia menyelipkan contekan dan hampir ketahuan Bu Dwi. Tapi untung saja kertasnya jatuh ke pahanya, jadi Bu Dwi tidak menginterogasi lebih lanjut. Kalau habis olah raga dia suka buka baju dan berdiri di bawah kipas angin (yang sayangnya posisi kipas angin itu ada di bawah saya). Dan baunya itu benar-benar buat tidak betah. Awalnya Bowo duduk dengan Fajri, tapi entah kenapa kemudian Fajri pindah ke belakang dan tempatnya digantika oleh Izul.

Zulfiandy a.k.a Zul
Izul itu menyebalkan! Dia suka bergendang di meja saya dan menaruh tangannya di meja saya. Setiap hari saya selalu bertengkar dengan Izul. Dia itu sedikit dikucilkan oleh anak cowok di kelas, saya sendiri tidak tahu kenapa. Dia sering dicontek oleh anak cowok. Tapi anak cowok nggak mau nyontekin Izul. Dia sering nyempil kalau kami sedang nonton film di laptop. Dia juga suka minta kuaci Atra dan sampahnya dibuang di meja Atra. Dan hal itu tentu sering membuat Atra meledak, hoho.. Izul memang menyebalkan, tapi kalau tak ada dia terkadang juga tidak ada yang didiskriminasi. Dan hal itu membuat bosan. Oh, Izul juga punya masalah bau badan, hihi..

Atrasina Azyyati a.k.a My Partner in Crime
Atra suka ngantuk waktu pelajaran Matematika, Kimia, Fisika, Ekonomi, dan entah apa lagi. Di bahkan pernah tidur di pelajaran sejarah yang untungnya tidak ketahuan Bu Ummi. Atra kalau datang suka cemberut. Katanya karena ia ngantuk. Kami berbagi banyak hal; impian, tawa, canda, kesedihan, contekan, ups. Atra sering bawa laptop. Dan terkadang kalau jam kosong kami sering memutar film dengan laptopnya. Tapi baru-baru ini laptopnya jadi rebutan untuk main Angry Birds. Saya masih ingat wajah sebalnya ketika ia sama sekali tidak menggunakan laptopnya seharian. Dan tebak apa yang terjadi dengan laptopnya? Digilir anak cowok untuk main Angry Birds, haha..
Terlalu banyak kalau saya jabarkan kebersamaan kami satu persatu. Yang jelas saya akan terus mengingat Atra, teman berbagi mimpi.

Endah Meilianti a.k.a Meimei
Meimei juga teman berbagi tawa, canda, mimpi, duka, contekan, dan gosip. Saya sudah pernah bercerita tentangnya di salah satu posting kan? Jadi saya tak perlu bercerita banyak lagi. Kami mulai dekat ketika bulan-bulan terakhir kami di kelas X. Dekat dalam arti yang benar-benar dekat. Saya bisa membagi masalah apa pun dengannya. Saya kecewa tidak satu kelas dengannya.

Indriana Kurniawati a.k.a Indri
Indri baik. Dia pernah mengantar saya pulang kemudian mengantar saya pergi ke kolam berenang. Dia bendahara kelas. Walaupun terkadang saya suka sebal karena ketika membahas tugas dia malah sibuk sma-an. Tapi dia juga teman bergosip yang oke!

Ahmad Nur Arief a.k.a Amat
Amat selalu baik. Dia mau dimintai tolong ke kantin atau koperasi, atau mengumpulkan tugas, atau mengambilkan barang. Dia juga pendiam, walau terkadang diamnya menghanyutkan. Amat juga suka Naruto, sama seperti saya. Dia teman diskusi Naruto yang asyik. Amat jarang marah. Bahkan waktu Meimei 'menghiasi' buku catatannya dengan gambar bunga atau ikan dia tidak marah. Amat sering mengamati. Ia jarang ikut dalam suatu err..., peristiwa. Ya, pokoknya seperti itu.

Dhuhan a.k.a Our Leader
Dhuhan juga terkadang diasingkan sama anak cowok di kelas. Dia sering main sama Utin. Dia wakil MPK. Dia sering jadi bahan guyon Pak Erwan. Dia umm, saya nggak tau banyak tentang Dhuhan. Yang jelas dia selalu tahu berita libur paling awal.


Okay then, second row..




Fifi Muslima a.k.a Fifi
'Fi, beli pulsa dong, sepuluh ribu.'<-- saya sering sms seperti ini nih ke Fifi. Terus Fifi suka bilang 'bukaaan~~~'. Fifi juga pernah ngatain Pak Adi 'alay'. Dan untungnya Pak Adi nggak marah. Fifi pinter, makanya kemarin dia dapat nilai tinggi seangkatan.

Ika Priyanti a.k.a Ika
Ika cerdas. Suka ajarin Matematika. Suka ajarin Fisika. Suka kasih semangat untuk ulangan Biologi. Suka 'pukpuk' saya kalau saya lagi sedih. Saya sendiri merasa Ika itu teman seperjuangan. Well, walau perjuangan dia lebih keras daripada saya. Ika itu orang baik, saya tahu.

Maulidya Septiani a.k.a Lydia
Teman duduk saya yang pertama, walaupun akhirnya dia pindah juga. Lydia pendiam. Dia juga pintar. Lydia ikut pakibra di sekolah. Dia salah satu danton yang keren. Dulu saya pernah nonton Pride and Prejudice sama Lydia, tapi belum selesai. Entahlah kapan kami bisa nonton sama-sama lagi.

Fani Ayu Anggreani a.k.a Fani
Fani terkenal dengan wajah seramnya, haha. Fani juga pendiam, tapi dia termasuk yang 'diam-diam menghanyutkan' menurut saya. Dan ternyata Fani juga suka baca fanfic. Tapi Fani bacanya di blog orang. Kalau istirahat Fani lebih sering di kelas. Dia juga nggak suka terlibat dalam suatu peristiwa. Menurut saya sifat kami mirip. Oh, Fani juga termasuk orang yang datang pagi ke sekolah.

Muhammad Farid Yuanditria a.k.a Farid
Karena posting ini temanya kenang-kenangan, jadi saya nggak terlalu banyak mengatakan kenangan jelek saya dengan Farid. Walaupun ternyata, lebih banyak kenangan jeleknya. Oke, saya bercanda. Farid mesum. Dia suka pose kayak perempuan. Terus Farid (via: Meimei) juga kasar. Dia juga NaruHina shipper, dan itu suka buat saya sama sia kelahi gara-gara masalah pairing. Farid juga suka nyontek, tapi kadang pelit kalau dimintai contekan. Tapi walaupun begitu, Farid juga teman diskusi anime yang asyik (walau akhirnya pasti debat pairing lagi).

Muhammad Fajri Saparianto a.k.a Fajri
Fajri awalnya duduk sama Helmintes, di depan saya. Tapi entah kenapa terus tukaran sama Ijul. Fajri suka (maksa) nyanyi. Biasanya Meimei suka ngomel kalau Fajri udah mulai nyanyi. Fajri juga suka gangguin Meimei. Terus Fajri juga suka rebutan laptop sama Atra, walaupun jelas itu laptopnya Atra. Biasanya dipakai main Super Mario atau Angry Birds. Fajri itu anak kesayangannya Guru Bahasa Indonesia tercinta. Dia suka bawa handuk mamang becak ke sekolah. Dan handuk kumalnya itu benar-benar dikalungin ke leher.

Rahmadan Satrio Nugroho a.k.a Rio
Saya nggak terlalu akrab sama Rio. Yang saya tahu paling cuma kebiasannya yang suka kentut sembarangan (waktu itu Rio pernah kentut di dekat Indri, terus Indri nangis saking baunya kentut Rio. Tapi setelah diselidiki ternyata Indri nangis bukan karena bau gas alamnya Rio), terus dia suka sama kakak kelas yang rumahnya dekat sama saya. Rio juga nggak suka Kimia. Waktu akhir semester dua, dia ngeklaim kalau dirinya sudah 'buta Kimia'.

Arbi Widiantoro a.k.a Arbi
Arbi itu setiap ada kesempatan pasti mampir ke kelas C. Ngecek ceweknya. Setiap istirahat pasti nongkrong di kelas C. Dulu pernah Bowo ikut nongkrong sama Arbi di kelas C. Dan mereka (Bowo, Arbi, Virna) membangkitkan imajinasi liar saya sama Atra, fufufu... Kalu habis olahraga biasanya Arbi suka buka baju terus duduk di bawah kipas angin. Tapi Arbi baik dalam urusan 'berbagi' (jawaban). Saya pernah satu kelompok dengan Arbi waktu olahraga. Waktu itu praktek voli. Arbi, Bowo, saya, Atra, Endah, Indri. Dan kami menang waktu main game lawan kelompok lain di kelas kami. Yah, walau harus saya akui, sebagian besar permainan dimainkan sama Arbi dan Bowo saja.


Third row, keep watchin'...



Erri Pratama a.k.a Erri
Itu saya nggak tau lagi di mana harus ambil foto Erri, jadi..., ya begitu lah. Erri punya jiwa wirausaha yang besar, terlihat jelas dari kebiasaan dia yang suka bawa barang-barang ke sekolah untuk dijual. Erri juga kalau ngelucu beneran lucu. Maksud saya, dia cuma nyeletuk sedikit aja, tapi celetukannya itu beneran konyol. Dan muka sok pasrahnya (atau lugu?) itu juga mendukung sekali. Tapi waktu masuk semester dua kelas X, Erri pindah ke Tunas Bangsa. Katanya karena nilainya tidak sesuai, entahlah, saya juga tidak terlalu perhatian. Erri juga mengusulkan nama Trio Bangkai untuk dia, Hanafi, sama Dedy. Pernah dulu waktu praktek renang di GOR, tali celananya Erri putus. Saya masih ingat wajah pasrahnya Erri waktu bilang ke Pak Hermawan.

Hanafi Afriza a.k.a Hanafi
Dia cocok jadi sekretaris kelas menurut saya, mengingat tulisannya yang rapi (bahkan lebih rapi dari saya).  Tapi mungkin sifat alaminya dia sebagai seorang laki-laki membuatnya malas untuk memegang jabatan itu. Hanafi suka belajar bareng sama Ika sama Fifi di berbagai pelajaran. Hanafi juga salah satu cowok yang nggak kaya anak cowok di kelas. Dia memang main bola, main voli, dan permainan lainnya, tapi dia baik. Maksudnya seperti hal kecil ini : dia nggak pernah balas memukul kalau ada yang memukul dia, dia juga sama sekali tidak tertarik dengan film biru yang lagi ditonton anak cowok di pojok belakang. Ah tapi itu menurut pengamatan saya sih.

Elsa Wanda Nurmalasari a.k.a Caca
Caca selalu bawa sisir ke sekolah, dan bedak, dan cermin kecil (beda banget sama saya yang jarang bawa sisir ke sekolah). Rambut Caca selalu rapi, tentu saja. Terus Caca juga baik. Khas anak remaja SMA yang menikmati harinya yang menyenangkan. Saya jarang ngomong sama Caca sih kalau di sekolah. Tapi sejauh ini saya tidak melihat hal negatif dari dia.

Siti Raihany Lutfiyyah a.k.a Hani
Hani itu kaya anak desa polos yang ternyata tidak sepolos pemikiran saya. Hani suka baca fanfic juga ternyata. Dan kalau Hani lagi marah itu lucu. Saya masih ingat waktu classmeeting saya ngebuntutin dia sampe sebel, hoho. Dan kata teman-teman, Hani itu manis (jangan terbang kalau baca ini Han). Kemarin dia minta Another sama saya. Tapi waktu saya tanya udah nonton sampai mana, dia dengan cengiran polosnya bilang kalau dia belum nonton karena; takut.

Dina Septiani a.k.a Dina
Dina itu senyumnya nggak putus-putus. Kalau dia senyum ke orang, sampai dia noleh ke orang lain pun senyumnya masih nempel. Saya nggak terlalu akrab sama Dina. Yang saya tahu dia ikut paskibra juga. Lalu entah kenapa dia suka dipanggil 'bulek' sama anak kelas lain.

Dedy Eko Prasetyo a.k.a Dedy
Dedy suka nggak masuk sekolah, saya sendiri nggak tahu kenapa. Terus Dedy suka main catur sama Bowo sama Arbi. Dia jago catur. Di balik citranya sebagai anak nakal, dia cukup dewasa. Dia pernah mencubit pikiran saya hanya dengan kalimat pendeknya. Oh, dan rasa kesetiakawanan Dedy patut diacungi jempol.

Dika Syafani Putri a.k.a Dika
Entah memang polos atau sok polos, saya nggak begitu tahu, Dika itu gampang dibodohi orang. Pernah waktu itu main lemlemtak (saya nggak tahu bahasa  Indonesianya lemlemtak itu apa), dia mau aja diarah-arahin ke anak cowok yang dia taksir. Memang sih matanya tertutup, tapi setidaknya harusnya dia sadar kalau lagi dikerjai. Apa lagi waktu anak lain sudah pada cekikikan. Dika itu teman DraMione shipper saya. Suka deh membahas Harry Potter atau Naruto sama Dika.

Utin Dana Kurnia Putri Sari a.k.a Utin
Utin termasuk petinggi di kelas. Bukan yang memegang jabatan, tapi yang bisa maksa anak lain melakukan sesuatu untuk kelas. Piket misalnya. Dan ini cukup efektif untuk anak-anak cowok yang pada malas. Utin juga kadang suka ngosip bareng saya sama Endah.


The last row... (Saya kurang komunikasi dengan baris terakhir ini, jadi jangan heran kalau saya menulis sedikit tentang mereka.)


Ristya Fitriani a.k.a Ristya
Ristya teman pinjam novel dan dia tahu alamat blog yang bagus.

Fajar Agustina a.k.a Fajar
Saya ingat dulu waktu beberapa hari masuk sekolah saya masuk gerbang sama Fajar. Dia negur saya, dan saya lupa siapa nama cewek ini. Saya merasa, saya sudah keterlaluan waktu itu.

Arum Pita Sari a.k.a Arum
Arum juga teman pinjam novel. Dia juga sering cerita tanpa diminta. Seperti misal saya waktu itu minta diceritakan benang merah I For You, tapi sama Arum malah diceritakan semua.

Azzahra Syafiqa a.k.a Sarah
Saya ingat waktu itu hujan lebat dan bapak nggak bisa jemput saya. Lalu Sarah menawarkan boncengan. Hujannya benar-benar lebat waktu itu. Kami benar-benar basah. Dan ternyata Sarah benar-benar mengantar saya sampai rumah. Padahal arah  rumah kami berlawanan. Saya benar-benar berterima kasih sama Sarah ketika itu.

Della Yuliani a.k.a Della
Della kalau sudah pelajaran Kimia semangat. Dulu Della pernah singgung-singgungan sama Meimei.

Dwi Nadia Rahmatunnisa a.k.a Dwi
Dwi suka misuh-misuh sama Pak Adi dan Pak Vektor (red: Pak Fadil).

Resa Fajriatul Muna a.k.a Eca
Eca kadang bawa resoles dan atau donat ke sekolah. Teman-teman sekelas sering beli, kata mereka enak.

Nadya Arisca a.k.a Nadya
Kemarin Nadya ikut Miss Smanta, bareng Ika juga. Dan ternyata Nadya juga suka fanfic, tapi seringnya baca di blog orang.

Sekarang saya sudah kelas XI, dan saya saya tidak ingin melupakan mereka begitu saja.
 

Designed by 100 Web Hosting